Tugas III
Ilmu Budaya Dasar
“Cinta Kasih Roro Mendut”
Dosen : Aulia Ar Rahma
Oleh :
Nama : Alfiyani Nikmaturrofiqoh
NPM : 10114825
Kelas : 1KA08
SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER TEKNOLOGI INFORMASI
MEI 2015
KATA PENGANTAR
Puji
Syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat
dan KaruniaNya saya dapat menyelesaikan tugas Ilmu Budaya Dasar dengan tepat
waktu. Makalah ini saya buat dengan judul “Cinta Kasih Roro Mendut” yang
bertujuan untuk menceritakan kepada pembaca tentang kisah kesetiaan Roro Mendut
kepada pendamping hidupnya.
Tidak
lupa juga ucapan terima kasih kepada Dosen Ilmu Budaya Dasar kami, Ibu Auliya
Ar Rahma yang telah memberikan tugas ini dengan tujuan agar saya dapat lebih
memahami salah satu kisah-kisah yang berhubungan dengan cinta kasih.
Saya
harap makalah ini dapat menambah pengetahuan kepada para pembaca, serta dapat
dijadikan sebagai sumber inspirasi dan bermanfaat bagi semua orang. Demikian
makalah yang saya buat. Mohon maaf bila ada kekurangan dan kesalahaan dalam
makalah ini. Oleh karena itu, saya harapkan kepada pembaca untuk memberikan
masukan kritik dan sarannya yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam
perjalanan hidup manusia, tidak akan pernah lepas dari yang namanya cinta.
Cinta akan selalu ada dalam suatu dimensi yang namanya manusia. Manusia dicipta
dengan penuh cinta, dan tanpa cinta manusia tak akan lahir. Manusia diciptakan
di jagad bumi mengembangan cinta dari tuhan sebagai khalifah di muka
bumi. Yang menjadi pertanyaan besar sekarang ini adalah pemaknaan akan cinta
dalam realitas hidup ini. Apakah cinta dimaknai sebagai sesuatu yang fitrah
yang mesti dijaga ataukah suatu wujud rasa yang mesti diagungkan.
Ketika
memberikan sebuah defenisi akan cinta, akan lahir beberapa defenisi yang tentu
saja akan berbeda dari segi substansi atau hakikat cinta itu. Hal ini
dikarenakan sudut pandang yang berbeda pula. Semakin tinggi tingkat pemahaman
terhadap suatu norma atau prilaku, akan semakin kompleks penjabaran defenisi
itu.
Pemberian
pemaknaan akan cinta akan senasib dengan pemberian defenisi tadi. Defenisi yang
akan mengantarkan pada suatu substansi kadang dikaburkan oleh ego bahkan nafsu
seseorang. Pemaknaan yang salah sebagai sebuah aktualisasi dari cinta seperti
pacaran akan mengantarkan pada suatu upaya untuk mendeskreditkan cinta yang
luhur sebagai fitrah kemanusiaan. Disamping itu, pemaknaan akan cinta dengan rasa
suka harus berani dibedakan. Cinta adalah fitrah yang sifatnya abstrak sehingga
perwujudannya berada dalam area metafisik (inmaterial). Sedangkan rasa suka,
adalah wujud rasa ketertarikan kepada hal yang bersifat materi.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan
masalah yang dapat diambil dari makalah ini, diantaranya adalah :
1. Bagaimanakah pengertian cinta kasih?
2. Apa sajakah jenis-jenis cinta kasih?
3. Bagaimanakan cerita Roro Mendut?
4. Apa pelajaran yang dapat diambil dari kisah tersebut?
C. TUJUAN
Makalah ini dibuat yang bertujuan untuk :
1. Menjelaskan lebih dalam tentang pengertian cinta kasih
2. Memberi informasi tentang jenis-jenis cinta kasih
3. Memperkenalkan pembaca tentang cerita Roro Mendut
4. Mengambil pesan moral yang terdapat dalam cerita tersebut
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN CINTA KASIH
Menurut
kamus umum bahasa Indonesia, cinta adalah rasa sangat suka kepada
ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kasih artinya
perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian
arti cinta kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Walaupun
cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga
antara keduanya, cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa,
sedangkan kasih lebih keluarnya; dengan kata lain bersumber dari
cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan
landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan
anak, hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab.
Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya
sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas mengikuti perintah-Nya dan
berpegang teguh pada syariat-Nya.
Pengertian
tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sarwono. Dikatakannya bahwa
cinta memiliki tiga unsur yaitu keterkaitan, keintiman dan kemesraan. Yang
dimaksud dengan keterkaitan adalah adanya perasaan untuk hanya
bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi bersama orang lain
kecuali dengan dia. Kalau janji dengan dia harus ditepati. Unsur yang kedua
adalah keintiman, yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang
menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi.
Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan
sekedar memanggil nama atau sebutan:sayang dan sebagainya. Unsur yang ketiga
adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa
kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang
rnengungkapkan rasa sayang, dan seterusnya.
B. JENIS – JENIS CINTA KASIH
Dari
berbagai bentuk cinta, secara garis besar, objek yang dicintainya sama. Maka
dari itu, cinta dikelompokkan menjadi tiga tingkat, yaitu :
1. Cinta tingkat tertinggi (Cinta kepada Tuhan)
2. Cinta tingkat menengah (Cinta manusia lain)
a. Cinta Philia (Cinta orang tua, persaudaraan, dan teman)
b. Cinta Eros (Menekankan aspek ragawi)
c. Cinta Amor (Menekankan aspek psikologis dan emosi)
3. Cinta tingkat terendah (Cinta kepada lingkungan)
Ketiga tingkatan cinta tersebut tentulah pernah atau sedang dirasakan oleh
seluruh manusia di berbagai belahan dunia. Terkadang hanya dengan rasa cinta
manusia dapat bertahan hidup bahkan disembuhkan dari penyakit.
Cinta
bisa datang pada siapapun, dimanapun dan kapanpun. Cinta dapat menyemangati
orang lain. Cinta dapat membuat hidup lebih berwarna. Itulah keajaiban yang
diberikan oleh cinta. Namun, jika tidak bisa mawas diri cinta dapat menimbulkan
masalah.
C. CERITA RARA MENDUT
Dikisahkan
seorang anak nelayan di pantai pesisir pantai utara jawa tepatnya di desa
nelayan yang bernama Teluk Cikal Kabupaten Pati Jawa Tengah yang mempunyai
paras rupawan gadis itu bernama Roro Mendut atau dalam bahasa Indonesia sering
disebut Rara Mendut. Kecantikan Roro Mendut telah memikat hati banyak bangsawan
yang berlomba-lomba inggin meminangnya sebagai istri maupun selir. Tetapi Roro
mendut memang sudah mempunyai tambatan hati yaitu pemuda desa yang bernama
Pranacitra yang juga merupakan putera dari Nyai Singabarong seorang saudagar
kaya. tak terkecuali penguasa Pati yang bernama Adipati Pranggolo II yang
inggin menjadikan Roro Mendut sebagai selir. Karena menolak suatu hari Adipati
Pranggolo mengutus prajuritnya untuk menculik Roro Mendut dan akhirnya Roro
Mendut pun dijadikan selir dan disekap di dalam Istana.
Setelah
Kadipaten Pati bergejolak dan kalah perang melawan Kerajaan Mataram akhirnya
Pati jatuh ke tangan Mataram tidak terkecuali Roro Mendut yang juga memikat
Tumenggung Wiraguna yang berhasil merampas Pati dari Adipati PranggoloII. Roro
Mendut kembali menolak dan mengatakan bahwa dia sudah mempunyai kekasih yang
bernama Pranacitra. Tumenggung Wiraguna murka akan penolakan Roro Mendut
kemudian juga memberikan syarat jika Roro Mendut harus membayar pajak kepada
Mataram. Roro pun menyetujui dan dia pun mencari uang dengan berjualan rokok di
pasar. karena kecantikannya rokok yang di jual Roro Mendut selalu habis bahkan
orang-orang berlomba-lomba membeli rokok bekas hisapannya dengan harga mahal.
mendengar sang pujaan hatinya berjualan rokok di pasar akhirnya Pranacitra
mencarinya ke pasar dan berusaha melarikan diri bersama Roro Mendut. tetapi
sayang pelarian itu tidak berhasil Roro Mendut kembali ke Istana sedangkan
Pranacitra diculik dan dibunuh oleh Tumenggung Wiraguna dan dimakamkan di Desa
Gandhu Ceporan tidak jauh dari kota Jogjakarta kurang lebih 9 kilometer.
Setelah
mengetahui kekasihnya dibunuh Tumenggung Wiraguna, Roro Mendut barusaha kabur
dari Istana dan mencari makam kekasihnya. Para prajurit dan Tumenggung Wiraguna
tetap mengejarnya hingga Roro Mendut menemukan makam kekasihnya. Kesedihan Roro
Mendut yang sangat mendalam hingga dia berbuat nekat dengan bunuh diri
menggunakan keris Tumenggung Wiraguna dengan menusuk perutnya dengan keris
tersebut. Setelah Roro mendut meninggal Tumenggung Wiraguna merasa bersalah
kemudian menguburkan Roro Mendut satu liang dengan kekasihnya Pranacitra.
D. PESAN MORAL
Pesan
moral yang dapat kita ambil dari kisah di atas adalah bahwa harta, pangkat, dan
jabatan bukanlah jaminan untuk mendapatkan cinta sejati seseorang. Cinta sejati
tidak selamanya dapat dinilai dengan materi, namun justru cinta itu hadir
karena perasaan saling memberi-menerima dan memiliki sebagaimana kisah Rara
Mendut dan Pranacitra.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Cinta
dan kasih mengandung arti yang hampir sama, tapi antara keduanya terdapat
perbedaan, yitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam
sedangkan kasih meupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa mengarah kepada
yang dicintai. Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan dari Cinta
kasih dan sayang. Cinta kasih Ideal itu adanya tiga unsur yaitu keterikatan,
keintiman dan kemesraan atau sering juga di sebut Segitiga Cinta yang satu sama
lain harus sinergi, selaras, seimbang satu sama lain.
Cinta
itu mulia, bisa sangat indah, cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi manakala
cinta itu tidak sesuai dengan apa yang diharpakan, apa yang diperkirakan dan
apa yang didambakan bertolak belakang dari kenyataaan yang sudah terlanjur
tercipta dalam angan-angan maka cinta bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan
penderitaan yang luar biasa.
B. SARAN
Saran
saya untuk para pembaca, janganlah kamu terlalu memaksa pasanganmu untuk
melakukan hal-hal yang kamu suka. Janganlah kamu mencari pendamping hidup hanya
dengan melihat materi dan fisik saja. Karena materi dan fisik akan kalah dengan
rasa perhatian dan tangggung jawab. Dan sayangilah pasanganmu, seperti kamu
menyayangi diri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA